Jumat, 29 September 2023

Puisi

Egois

Oleh: Dina.S


Matahari pagi menembus sela jari jemari

Membayang ke-limanya di atas sepatu hitam


Angin kecil terasa ketika kupu-kupu melewati daun telingaku

Setetes keringat melalui setiap lekukan pelipis mata

Dan berakhir di ujung dagu


Kumainkan sehelai benang yang terurai di ujung lengan

Kuputar lalu ditarik


Entah apa yang dipikirkan dia

Sehingga tersenyum melihatku seperti ini

Kamis, 28 September 2023

Puisi

Pandangan pertama

Oleh: Dina.S


Di tengah musim panas yang panjang,


Saat itu kulihat seorang wanita

Mengalungkan hijabnya seperti syal musim dingin

Wajahnya tertunduk kaku

Namun jari jemarinya tidak begitu


Kulangkahkan kaki perlahan

Kemudian,

Berhenti di barisan belakang

Kupandangi dia lewat lubang kertas buku saku


Kutulis dengan indah namanya

Berharap indah pula senyum dan tutur katanya



Sabtu, 23 September 2023

Coretan biasa

Pengurai

Oleh: Dina.S


Hari ini,

Kulihat seorang wanita mengeruk tanah

Menebarkan beberapa benih tanaman

Terkubur berjarak

Ditaburinya sedikit pupuk

Disirami pula dengan air


Esoknya kulihat seorang pria mengeruk tanah

Diletakkan bangkai tikus

Terkubur dengan jarak dua jengkal

Dari permukaan tanah


Kemudian di sore harinya

Kulihat tawa renyah anak-anak yang berkumpul

Membentuk lingkaran, berbincang sambil memakan buah-buahan segar

Sisanya mereka buang dipojokkan taman


Kini, aku si pengurai kecil menjalankan tugasnya


Selasa, 19 September 2023

Bukan Cerpen Bukan Puisi

Error Mirror

Oleh: Dina


Kenapa aku masih sendiri?

Adakah yang salah dengan wajahku ini?

Kulihat di album foto,

Senyumku manis

Mataku indah

Hidungku mancung

Dan pipiku tirus


Kenapa aku masih sendiri?

Bukannya,

tak ada yang salah dengan cermin...?

Seharusnya begitu


Sabtu, 16 September 2023

Coretan Thriller

Provokator

Oleh: Dina

Pagi berkabut, dia hidangkan sebuah cemilan berupa kacang tanah. Sebuah TV lama menghiburku, dengan tali sebagai konektor untuk menyalakannya.

Sebuah kendaraan bermesin ribut bertengger di depan rumah. Pemiliknya tidak ingin menghentikan suara bising dari motornya. Menjadikannya teman dalam kabut dan keheningan rumah ini. Setelah memberikan beberapa butir buah semangka, dia berlalu tanpa berkontak mata sedikitpun. Entah untuk aku atau untuk dia yang memberikan cemilan kacang tanah.

Kemudian kulihat dia menyayat buah semangka itu dengan sebuah silet berkarat. Sedikit demi sedikit ia sayat, membiarkannya terbuka setelah terbelah dua.

Dia pergi meninggalkan dapur, dan menghampiriku. Sedikit menyeringai, dia ambil sejumput kulit kacang tanah. Dia ambil isian semangka dengan menyeroknya dengan kulit kacang tanah. Mengumpulkannya di sebuah panci dan memasukkannya ke dalam sebuah lemari es.

Dikeruk, kemudian di potong dengan kasar kulit semangka itu.

Dia susun di pintu jalan rumahnya sampai pagar, untuk pijakan kaki agar tidak terkena basah jika hujan turun dan halaman mulai rembes.


Kamis, 14 September 2023

Menjelaskan Coretan Bisa Jadi Rindu

 Assalamualaikum, wr wb

Mau menjelaskan coretan yang “Bisa Jadi Rindu” no.2

Itu diartikan kepasrahan kita terhadap kehidupan. Nah bisa jadi soal seperti itu. Cuma tulisan saya sangat alay, seolah-olah saya berkorban banget gitu. Tapi bisa jadi emang se-alay itu pengorbanannya. Ga tau juga, mungkin yang penting pengalamannya sih. Ah, ga juga sih ga berkesan.

Sebenernya ini pergolakan batin si penulis akan masalalu seseorang yang selalu menghalalkan segala cara untuk menggapai sesuatu yang diinginkan. Tanpa berfikir akibat ke depannya akan seperti apa. Di satu sisi dia mengikuti/menuruti apa kemauan orang lain. Seperti pepatah orang tua, ‘selalu ada harga yang dibayar jika ingin mendapatkan sesuatu’. Tapi di sisi dirinya yang lain dia akui itu salah, dan harus selalu menerima dan memaafkan semua kesalahan orang lain pada dirinya atau kesalahan diri dia sendiri.

Bait ke tiga dan ke empat, sisi buruk dia atau bahkan orang lain selalu berusaha untuk mengikuti dan memancing dia untuk berbuat keburukan. Padahal orang tersebut ingin berubah menjadi orang baik. Tapi sisi buruknya atau orang lain selalu berusaha untuk menghancurkan kehidupannya sampai dia benar-benar hancur dan menjadi pribadi yang paling buruk.

Segitu dulu maksud coretannya. Kalau emang salah prediksi ya maaf. Saya menjelaskannya pun tergantung mood. Tapi betul bukan ke arah asusila ya. Baca sekali lagi.

Wassalamu’alaikum, wr wb


Sabtu, 09 September 2023

Menjelaskan coretan, "Bisa Jadi Rindu"

 Assalamualaikum wr,wb

Bismillahirrahmanirrahim...

Mau menjelaskan coretan yang judulnya,”Bisa Jadi Rindu”. Mohon maaf itu bukan coretan tentang dua sejoli berbuat asusila. Nyampe dibuat parodi, xixixi, gpp biar terkenal ya?

Itu dalem bgt maknanya, wei... Saya jelasin per-bait ya. 😊

Bait pertama, itu terinspirasi dari saya yang berangkat kerja shift 3. Pake Jersey AC Milan warna putih, duduk di tengah perbatasan Flyover jalan baru. Tapi isinya bukan tentang saya nungguin jemputan buat kerja.

Tapi perasaan seseorang yang ingin merubah kehidupannya. Hanya, dia sadar tabiat dan apa yang ada dalam dirinya, belum tentu bisa di terima oleh orang lain.

Terlebih, menurutnya zaman sudah berubah.

Bait ke dua dia berdiri di depan pohon kecil. Itu artinya, dia melihat perkembangan anak zaman sekarang yang berbeda dengan zamannya dulu.

Bait ketiga, penulis mengingat akan dirinya sendiri di masalalu. Yang selalu mengalami kegagalan dalam menjalin hubungan, dan ga pernah bisa menggapai apa yang dia harapkan.

Bait ke empat, itu terinspirasi dari pengalaman pernah suka sama orang dan ngeliat orang itu dari jauh, cuma karena ga pakai kacamata jadinya samar.

Arti bait ke empat, mengingat masalalu dan mengubah tabiat buruk karena usia semakin menua.

Seperti itu....

Wassalamu’alaikum Wr, wb.


Rabu, 06 September 2023

Menjelaskan tulisan yang berjudul ‘Coretan Biasa’

 

Assalamualaikum wr, wb...

Mohon maaf sebelumnya bikin kaget, tulisan berjudul ‘Coretan Biasa’ itu sebenarnya ungkapan rasa cinta saya ke papanya Ina yang takkan pernah bisa dibalas.

Mohon maaf, buat yang suudzon nyampe berani banget nge-nyindir pas saya main ke rumah nenek. “Awas banyak kuman,” katanya. Saya baca lagi ih iya bisa juga dikonotasikan ke arah sana. Maaf sekali lagi arahnya bukan ke sana.

Bisa dijelaskan perbaitnya kok. Itu semua terinspirasi dari goresan tembok yang retak-retak sedikit di kamar.

Isi coretan itu adalah usaha saya untuk mendapatkan perhatiannya dia. Dari peran saya sebagai ibu yang menjaga anaknya. Artinya menutup kekurangan, dan selalu memprioritaskan dia yang saya sayang (digambarkan dari ember-ember kecil yang menindih jamur-jamur di pohon nangka). Jangan sampai salah paham ya, bukan saya jadi Ibunya Nana. Hahahaha. Awas salah. Sedangkan anak-anak berenang ya saya dengan jenis tingkah kekanak-kanakan yang cuma pengen dapat perhatian dia.

Lanjut berperan sebagai dua remaja. Yang dimaksudkan pernah cari rejeki sendiri untuk gambaran remaja yang menatap umpan. Dan untuk yang tidur di tutup koran tahun lalu. Ya, saya yang sekarang ga kemana-mana, yang selalu mengingat masalalu.

Bapak berkemeja biru terinspirasi dari alm kakek yang sering pake batik biru tosca kalau beli orson. Itu untuk seseorang yang memberikan arahan dan nasihat untuk kita berdua. Entah keluarga, tetangga, teman atau kesadaran diri sendiri. Namun sekeras (dari suara botol yang beradu), tetap pendiriannya papa Ina ga goyah. Hahahaha.

Kemudian hujan turun, itu diartikan ke Nana yang ninggalin saya selama setahun. Peran saya yang melindungi dia meskipun tak sehebat bundanya, dan peran yang lain yang ingin dia terpikat, lambat laun melepaskan semua itu.

Kemudian gadis yang menjinjing sandal... Ya, status baru saya. Harusnya janda gitu ya? Tapi dicoretan ini maksudnya ke perasaan saya yang bener-bener ga mau berpisah. Keukeuh, dan belum dewasa menerima kenyataan dan keadaan dengan lapang dada.

Oh iya ikan-ikan yang bergerumun di bawah jembatan itu dan ga ada satu pun yang terpikat umpan dua remaja.

Itu perasaan dia yang sudah ga bisa berubah pikiran untuk berbalik ke saya lagi. Dan jembatan di sana, ya tempat kita berpisah. Dia berpaling ke yang lain, sedangkan saya ya menjanda... Kan menjinjing sendal. Nah, soal hujan itu ya tanda perpisahan.

Jadi, kalau boleh... Mending nanya maksud tulisan ‘Coretan Biasa’ itu apa...


Wassalamu'alaikum, wr wb

Coretan

 Navigasi Oleh: Dina. S Dia tidak pernah takut dan menghindar Selalu peduli dan mencoba memperbaiki Saat kau memuja jembatan yang dipakai un...