Senin, 12 Juni 2023

Bukan Cerpen

Suasana Setelah Hujan

By: Enna



Mereka yang datang terakhir tanpa ragu mendarat di atas telapak tangan.

Sisa hujan terakhir itu membuat beberapa orang memberanikan diri keluar dari tempatnya berteduh.

Angin malam mulai menusuk menambah suasana dingin. Dan bulu roma tak bisa membohongi untuk berdiri tegak.

Anak kecil yang dituntun ibunya menangis ketika tersandung dan jatuh. Kemudian si Ibu pun langsung menggendongnya. Di sebelah kanan daun-daun menari mengikuti ayunan dari hembusan angin malam. Adapula daun yang semakin tertunduk mengeluarkan beberapa tetesan sisa air hujan yang terbendung dari daun ke daun pohon itu. Yang akhirnya jatuh bersamaan ketika air tampungannya itu menjadi pijakan seekor kelelawar.

Terlihat seekor tikus yang berlari kencang di balik batu-batu. Seorang wanita paruh baya menggunakan payungnya berjalan menyusuri gerimis terakhir, gemercik air tercampur dengan kotoran tanah yang berasal dari kubangan air memantul, menciprat rok panjangnya dan injakan kaki yang sembarang tak menghiraukan dia untuk tetap terus berjalan mencapai tujuannya.

Hujan malam ini berhasil menghapus debu-debu yang berterbangan. Aroma tanah awal hujan pun ia tarik. Tanpa pelangi ataupun matahari karena hujan kali ini tepat di malam hari.

Seorang gadis meniup kaca mobil bus itu, dan ia goreskan sebuah nama. Tak terlihat jelas namanya, namun matanya memandangi nama itu dengan dalam sampai air dari embun yang menempel di kaca menghapus jejak goresan nama itu.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Coretan

 Navigasi Oleh: Dina. S Dia tidak pernah takut dan menghindar Selalu peduli dan mencoba memperbaiki Saat kau memuja jembatan yang dipakai un...