Minggu, 11 Juni 2023

Pengertian Tanda Koma

Pagi ini untuk ke sekian kalinya Kiero memberikan buket bunga dan berharap untuk kesekian kalinya pula gadis pemilik toko bunga menerimanya. Ya gadis berambut ikal bermata sayu bernama Laviara itu sudah lama ditaksir oleh seorang pria yang bekerja sebagai pekerja kantoran.

Namun setiap kali Kiero memberikan buket bunga, selalu dia tolak tanpa alasan. Kiero jatuh cinta terhadap gadis itu selain karena wajahnya yang cantik, tutur katanya yang lembut. Mereka pertama kali bertemu ketika Kiero berkunjung untuk membeli buket bunga yang akan dihadiahkan kepada kekasihnya. Cara Laviara melayani pembeli bukan hanya Kiero, tapi pelanggan lain pun merasa kagum dan betah mengobrol dengannya. Tentu saja saat itu Kiero bertanya bunga apa yang cocok untuk pacarnya. Laviara menunjukkan bunga dari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukannya. Pertanyaan umum pacarmu lahirnya tanggal berapa, tahun berapa, hari apa atau kalau dia takut itu terlalu privasi mungkin dia menanyakan parfum kesukaan pacar pelanggannya. Dari aroma parfumnya dia bisa menunjukkan bunga apa yang cocok untuk orang yang akan dihadiahi oleh pelanggan di toko bunganya. Tak jarang pula ada orang yang memesan bunga untuk menyindir seseorang. Kalau waktunya senggang atau sepi pelanggan, Laviara menjelaskan secara detail bunga yang dia tunjukan.

Selain toko bunga, Laviara pun menyediakan roti panggang dan kopi otomatis yang lumayan enak. Karena tak cukup uang untuk menggaji karyawan, dan dia sanggup meski hanya dia yang melayani. Jadi kalau buket besar atau karangan bunga duka cita dia minta satu/dua hari sebelumnya untuk pelanggan memesan.

Meskipun Laviara terlihat lembut dan sedikit lemah. Tapi cenderung lebih kuat dibanding wanita lain. Dia kuat satu/dua hari tidur kurang hanya untuk menyelesaikan buket bunga. Maksimal pemesanan buket 15-20 perhari. Karena harganya bersahabat di kantong, buketnya yang sederhana tapi enak dipandang, dan bunganya yang indah membuat menarik lumayan banyak pelanggan.

🍃

Saat itu malam telah tiba, Kiero datang ke toko bunga untuk mengambil pesanannya. Kemudian dia keluar dari toko bunga itu. Langkahnya berhenti ketika ponselnya berbunyi.

“Maaf ya, kita putus saja,” tulis pesan yang Kiero terima.

Tak lama dia dikirimkan sebuah video yang di dalamnya ada dirinya yang sedang di-bully dengan ditelanjangi oleh teman-temannya. Terlihat dari seragamnya, mungkin seragam sekolah menengah atas.

Kiero terduduk dan menangis, dia lebih terpukul ketika videonya pada saat anak-anak itu memalu ibu jari kaki kanannya kencang sekali hingga berdarah.

Terakhir dia diberi foto kalau kekasihnya yang saat itu lulus kuliah ikut terpukul dan sedih melihat video bully-nya Kiero semasa sekolah.

Terlebih kekasihnya tahu kalau Kiero hanya seorang anak yang dilahirkan dari ibu seorang wanita tuna susila.

Kiero pun teringat, meskipun dia jadi anak yang paling baik pun. Dia tetap akan dibully oleh teman-temannya. Dia tak bisa melupakan kejadian di masalalu.

Ternyata perilakunya sudah disaksikan lama oleh Laviara yang akan memberikan dua kopi dan dua roti yang dipesan Kiero.

Laki-laki itu mengusap air mata dan ingus yang keluar dari hidungnya. Selain putus cinta, perbully-an yang ternyata diketahui kekasihnya dan pengorbanan biaya yang lumayan banyak yang dia keluarkan untuk kekasihnya, membuat dia menangis sejadi-jadinya.

“Lemah banget sih kamu,” ujar Laviara.

“Maaf kak, kakak liat dari tadi?”

“Iya,” kemudian Laviara menjadi teman curhat dan meminta Kiero untuk melaporkan bully yang diterima Kiero ke pihak berwajib.

Kiero menjawab jika dia tidak akan melaporkan atau membalas. Karena takut membebani masa depan teman-temannya.

Sejak saat itu Kiero berteman dan pertemanan itu terjalin hampir dua tahun. Tak jarang Kiero membantu Laviara merangkai buket atau karangan bunga pesanan. Karena kekompakan mereka, Laviara bisa membeli satu unit mobil pickup untuk mengantarkan beberapa buket atau karangan bunga. Terkadang kalau tidak ada pesanan, Laviara order jasa angkut barang. Ya, dia melakukannya sendiri. Tapi, Kiero terkadang tiba-tiba datang membantu karena dia selalu update on-line shopnya Laviara.

🌧️

Seperti dikagetkan, Pagi hari Kiero memberikan buket bunga yang kesekian kali. Kali ini ia buat buket bunga dari kumpulan mawar merah yang disukai Laviara.

Terlihat terharu dan meneteskan sedikit air mata, tapi tetap saja Laviara menolak bunga itu. Laviara kali ini benar-benar menolak dengan keras, dia pun menjelaskan alasannya menolak. “jempol kaki kamu bau,”

Kali ini Kiero mulai sakit hati dan sedih. Dia berpikir kenapa baru kali ini dia mendapatkan jawaban dari setiap penolakan yang diterimanya.

Esoknya dia melakukan operasi memutuskan memotong ibu jari kaki kanannya. Selain menutup luka lama, dia merasa memang harus dibuang karena baunya yang sangat mengganggu.

Tapi tetap saja, ia tidak dapat respon yang baik dari Laviara. Akhirnya, dia mencari tahu sendiri apa yang membuat dia ditolak. Ia menyimpan penyadap ponsel, memasang CCtv kecil di setiap sudut toko bunga yang sekaligus rumah Laviara. Tapi tidak dengan daerah toilet, karena Kiero tau Laviara memakai pakaian di sana. Selain CCtv Kiero memasang alat penyadap suara di toko bunga dan termasuk di mobilnya.

Karena takut dicurigai, dia mengisikan token listrik karena pemakaian listrik jadi lebih besar. Semuanya itu dia lakukan karena dia ingin tau alasan Laviara menolak.

Semuanya hanya berlangsung tiga bulan. Karena di hari ulang tahun Kiero, Laviara mengajaknya untuk bertemu. Namun di tempat berbeda dan di kota yang beda.

Kiero dan Laviara bertemu di alun-alun sebuah kota yang sejuk dan tenang. Dia memberikan kue dan buket bunga yang di dalamnya berisi kalung yang dia beri nama keduanya.

“saya terima namun maaf,”

Kemudian dua orang polisi datang.

“Mohon maaf, tapi boleh tidak kamu mengakui benar atau tidak kamu mengikuti sampai menaruh banyak CCtV dan penyadap suara yang di pasang di celah tembok di toko dan di mobil?”

Kiero yang hampir diterima oleh Laviara membuatnya berbohong. Namun kebohongan Keiro tak lekas membuat Laviara percaya.

“Apa yang kamu dapat dari mengendap masuk ke rumahku tanpa ijin?”

“Tak ada banyak hal yang saya dapat kecuali melihat kamu memandang gambar seorang pria yang tergambar dari pensil”

“Tiga bulan kita tidak bertemu. Apa kamu tau perasaan saya yang sudah lama menerima karena melihat kamu menangisi masalalumu dan mendengarkan setiap kata-perkata dari kisah-kisahmu. Tapi saya merasa kehilangan ketika kamu tiba-tiba tidak ingin mau bertemu dan merasa sangat bersalah karena penolak yang berkali-kali dan perkataan terakhir yang sangat menyinggung hati kamu. Tapi saat di mana hatiku lebih hancur, ketika melihat kerlipan dari lampu CCtv. Yang kemudian saya bergegas melaporkannya ke polisi. Dan betapa sakit hatinya saat tau ternyata kamu yang memata-matai. Kalau kamu percaya dengan perasaan kamu, kamu akan selalu datang setiap hari”. Laviara menangis tak terima dirinya dimata-matai. Ia pun menambahkan, “video yang memperlihatkan saya melihat gambar laki-laki di kertas, itu gambar yang saya buat untuk kamu.” Laviara menunjukan gambar dari secarik kertas. “Karena saya tau gambar saya jelek, dan karena sedang dimata-matai, jadi tidak bebas untuk melihat foto kita yang sebagai teman, satu lagi hp pun kamu retas. Selain tidak berani buka order, disela-sela waktu senggang saya menggambar sketsa wajah kamu semampunya”.

Kiero memandang gambar akan wajahnya. Menurutnya tidak jelek malah bagus sekali. Dia pun teringat kalau Laviara sering membuka beberapa kali ponselnya ketika mereka merangkai bunga bersama. Dia terharu, jadi selama ini foto dia yang Laviara pandangi dan berpura-pura ada pesanan buket bunga kalau Kiero mulai penasaran.

Namun, Kiero bertanya sebelum dia dibawa oleh polisi. “Apa yang membuat kamu suka sama saya?”

Laviara memakaikan kalung dan mengusap alis Kiero, “Tak perlu banyak alasan untuk menyukai seseorang. Kamu pun tak harus banyak mencari tahu jawaban kenapa kamu disukai. Kalau kamu percaya akan perasaanmu, yakin dan berperilaku yang seperti biasa. Karena kehadiranmu di hidupnya saja itu cukup membuat seseorang yakin kalau kamu telah diterima,”

🤔

Satu bulan berlalu, dan Laviara mencabut laporannya.

Kemudian,

Hubungan mereka terjalin seperti biasa, mungkin dalam beberapa waktu yang sedikit lama. Tapi, tetap kompak seperti biasanya.

_Selesai_


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Coretan

 Navigasi Oleh: Dina. S Dia tidak pernah takut dan menghindar Selalu peduli dan mencoba memperbaiki Saat kau memuja jembatan yang dipakai un...