Selasa, 06 Juni 2023

Ikan di Aquarium

 
Moya, anak gadis dengan jari telunjuk kanan setengah sedang mengekori ibunya. Mereka sekeluarga termasuk ayahnya sedang hunting di toko ikan. Moya yang antusias saat itu ingin dibelikan ikan mas koki dan ikan hias yang lain dengan sigap membantu ibu dan ayahnya berbelanja ikan, ia ingin menjadikan ikan sebagai temannya di waktu² senggang.
Usia Moya yang masih 8 tahun pun membuat beberapa pengunjung berdecak kagum akan kepekaan dan kepintarannya. Dia membawakan keranjang selagi ayah dan ibunya memilih ikan mana yang akan dibeli. Ia pun membeli sekantong cacing sutera sebagai cemilan untuk ikan hiasnya. Sambil menunggu ibu dan ayahnya mengantri untuk membayar belanjaan mereka, sambil duduk ia menyebutkan satu persatu nama ikan hias tanpa melihat label namanya.
Sesampainya di rumah, ayahnya menetralkan air ikan yang dibawa dengan yang ada di aquarium. Dengan cara mendiamkan dahulu bersamaan dengan ikan di plastik kemudian memindahkannya setelah dirasa cukup waktunya.
Sembari menunggu ikannya dinetralkan konsentrat airnya, Moya membersihkan kaca aquarium dengan kedua magnet yang menempel di kaca. Setelah dipindahkan, dan diberi tetesan penjernih air. Kegiatan selanjutnya yang paling ia senangi yaitu, memberikan cacing sutera untuk ikan-ikan hiasnya.
Setelah ia turunkan cacing sutera itu, ikan berkumpul menuju makanannya. Mereka semua Cepat dan tangkas, sekalipun tanaman aquascape menghalangi, mereka menerjangnya tanpa mundur atau berbalik arah. Namun “sebelah sini ikan,” sahut Moya sambil memasukkan jari telunjuk tangan kirinya yang hanya sepanjang dua ruas. Ikan pun berpindah arah juga dan mengikuti gerakan jari mungil Moya. Ikan-ikan itu menuruti seperti sedang dihipnotis.
***
Pagi itu Moya bangun lebih pagi dari biasanya. Ia melihat ke aquarium, ternyata ikan yang paling dia sukai mati. Moya mengambil ikan itu dan menutupnya dengan beberapa lembar tisue. Lalu, pergi menyiapkan peralatan sekolah dan tasnya.
Di meja sarapan, Moya menceritakan kalau Y sudah mati. Ikan itu dinamakan Y diambil dari salah satu huruf namanya, ‘M-O-Y-A’ tersebut. Dari susunan hurufnya berarti ini ikan ketiga milik Moya.
Ikan ketiga Moya yang mati tidak membuat dia bersedih, tapi dia berusaha kembali agar ikan berikutnya tidak mati begitu saja seperti ketiga ikan itu. “Maaf ya, ikan”. Moya memberikan bangkai ikan yang dibungkus tisue itu ke kucing liar yang ada di jalan. “Ikan tetap ikan, tak usah dikubur agar tidak terlalu dikenang. Mending dikasih ke kucing selain mendapatkan pahala, mengenyangkan perutnya juga,” nasihat Ibunya.
Berbeda dengan ikan yang pertama, saat itu usianya masih 5 tahun. Itu pertama kalinya ayah Moya memberikan ikan sebagai hadiah ulangtahunnya. Semua itu dikarenakan Moya selalu menunjuk ke arah penjual ikan. Selain ikan hias, ayahnya pun memberikan aquarium dan beberapa perlengkapan lainnya.
Selain ayahnya yang telaten merawat ikan, ibunya pun ikut belajar hobi ayah dan anak itu. M, ya nama ikan pertamanya. M mati setelah bertelur 5x. Mati karena dimakan bayi kura-kura yang tak sengaja ibu Moya masukan. Meskipun dimakan kura-kura yang bukan kesayangannya, Moya tak lekas harus membuang atau membunuhnya. Tapi dia sendiri yang memindahkan bayi kura-kura itu ke baskom yang ia ambil sendiri. Sayangnya itu baskom favorit ibunya, lantas ayahnya mengganti dengan membelikan aqurium untuk kura-kura ketika sepulang kerja.
O, yaitu ikan Koi kedua milik Moya. Sama seperti M, Moya sangat menyukai ikan itu. Namun karena Moya tak ingin lagi kehilangan ikan kesukaannya, saat itu dia lebih protektif. Dia membuat jadwal, belajar mengukur tubuh ikan, Moya pun sangat memperhatikan ketika ayahnya membersihkan parasit yang ada di tubuh ikan. Ikan mas koki yang dinamai O itu lumayan mahal karena bentuknya yang unik dan ekornya yang indah.
Mereka pun memberikan aquarium khusus untuk O dan pasangannya. Pakan dan vitaminnya pun berbeda sendiri. Dengan harapan O lebih berumur panjang dari M. Semenjak ada O, ibu Moya sangat antusias. Beliau mencari sendiri cara membuat aquascape dari media sosial dan artikel online.
Ibunya mencari bahan aquascape dari lingkungan sekitar rumahnya seperti lumut hijau, batu-batuan dan tumbuhan air.
Saat itu, ketika ayah di luar kota, mereka kehabisan pakan ikan hias. Karena kendaraannya dibawa ayah Moya. Ibu Moya mengambil terigu yang disimpan 3 bulan lamanya. Dia menyaring terigu itu, memindahkan ke tempat baru. Ternyata putihnya terigu tak menjadikannya bersih, masih saja terdapat ulat dan anak-anaknya. Ibu memberikan ulat dan anak-anaknya ke ikan-ikan hias. Benar saja ikan-ikan pun sangat menyukainya, termasuk O si ikan mas koki yang jadi favorit.
Dirasa masih kurang, Moya diajak ibunya ke pinggir sungai kecil di sekitar rumahnya. Ia pun membawa beberapa sendok garam, dan spatula yang sudah tak terpakai. Mereka taburkan di bibir sungai itu. Tak lama mereka menaburkan garam, bukan hanya cacing tanah, belut kecil pun ikut terangsang keluar. Mereka menggali tanah lebih dalam, mengambil lalu memasukan hewan-hewan vertebrata itu ke dalam ember kecil mainan Moya yang biasa dibawa ke pantai. Setelah terkumpul lumayan banyak mereka pun pulang. Dan memberikan air bersih ke dalam ember.

_bersambung_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Coretan

 Navigasi Oleh: Dina. S Dia tidak pernah takut dan menghindar Selalu peduli dan mencoba memperbaiki Saat kau memuja jembatan yang dipakai un...