Sabtu, 24 Juni 2023

Bukan Puisi/Bukan Cerpen

Angin bertiup kencang malam itu

Daun-daun kering berterbangan mengikutinya dari belakang

Riuh gemuruh suara hujan kian mendekat


Seorang gadis dengan payung berwarna merah menyala,

Berjalan dan cahaya kunang-kunang menemaninya dibalik rerumputan tinggi


Tiada henti hatinya berdoa ketika hawa dingin yang berbeda meniup

Tangannya bergetar dan memegang erat payung,

Cipratan air yang jatuh terinjak dari lawan arah

Membuatnya berhenti sejenak dan tetesan keringat dingin terasa kuat dari celah-celah rambut-rambut tipis keningnya


Mengusap keringat, mengernyitkan dahi,

Melanjutkan langkahnya seolah tak perduli

Namun angin kencang itu mulai menguji

Ditiupnya payung merah menyala itu

Payung terbalik dan bergegas ia balikkan posisinya

Namun hujan turun dengan deras secara bersamaan


Suara lolongan anjing menggetarkannya saat ini,

Kali ini ia mulai berlari, tersandung dan masuk ke dalam kubangan air

Tampak kaki putih pucat ketika ia hendak beranjak

Ia pejamkan mata, dibuka kembali

Namun hanya terlihat lampu dan bangku kecil yang terbuat dari kayu


Dia mencoba membuka pagar

Kunci berlogo M terjatuh dan lima jari tangan pucat,

Menggenggam punggung tangan gadis itu

.....

Jari itu dingin dan terasa seperti ruangan yang kosong

.....

Hawa dingin berubah jadi panas,

Biru lebam membekas di punggung tangannya


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Coretan

 Navigasi Oleh: Dina. S Dia tidak pernah takut dan menghindar Selalu peduli dan mencoba memperbaiki Saat kau memuja jembatan yang dipakai un...