Istana Pasir.
Oleh: Si Ucul.
Seorang anak dan ayahnya berbaur dengan alam di pagi hari.
Diteriaki ombak, diselimuti hawa dingin dan goresan lurus ujung laut yang tenang ikut membias ketika matahari terbit menyapa.
Ember kecil yang menjadi wadah
Sekop dan cetakan, membantu membuat susunan
Pasir-pasir lembut ditumpuk, dipadatkan
Dijajarkan membentang dan tegak.
Satu, dua... satu, dua...
Hitungan singkat dan berulang itu diserukan
Bukan Bunga atau potongan kecil dari kelopaknya yang mereka kolase-kan
Hanya sehelai daun kecil yang tertancap di atas menara itu
Tangan mungilnya mencabut sedikit demi sedikit rumput-rumput kecil di tepi pantai
Ditempelnya disisi-sisi miniatur benteng
Senyum kecil ayah dan gelak tawa anaknya menyambut hangat istana pasir.
Saling berpegang tangan, pergi lalu meninggalkan
Tanpa takut akan hujan turun, atau ombak pasang di malam hari
Karena hanya terbuat dari pasir, istana itu akan kembali ke bentuknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.