Senin, 09 September 2024

Cerpen

Telaga

Oleh: Dina. S

Seseorang menemukan sebuah telaga di tengah hutan yang menyisakan tanah yang tandus. Dia melemparkan rangkaian bunga di tengah pusaran. Wajah yang pucat dan mata sembab melahap pemandangan bunga yang meresap masuk ke dalam pusaran air telaga.

Tiada harapan dari sorot matanya, hingga getir dari ringkihan tangis mengisyaratkan seseorang keluar dari balik pusaran air. Hati yang sesak menahan pilu layaknya selimut-selimut yang mengganjal patahan dari pahatan jendela kamar. Entah luka yang tergores karena pecahan dari kaca jendela yang sama.

Angin-angin yang sejak awal mencelupkan diri dalam telaga. Tanpa terputus hingga panas mentari menjejalkan menjadi gelembung dan terhempas di atas tanah yang tandus. Permukaan yang tenang seketika mencipratkan air ke luar telaga lalu dengannya ia melunakkan tanah serta bebatuan di tepian.

Dia yang menangis kemudian pergi dengan meninggalkan kenangan yang ditenggelamkan bersama rangkaian bunga-bunga.

Telaga selalu menyimpan luka, tanpa luka dia pasti kan lupa. Meski terombang-ambing bersama angin dan panas. Dia kan tetap tenang karena tiada siapapun yang mengenangnya.

-Selesai-


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Coretan

 Navigasi Oleh: Dina. S Dia tidak pernah takut dan menghindar Selalu peduli dan mencoba memperbaiki Saat kau memuja jembatan yang dipakai un...