Gusar
Oleh: Dina.S
Sebuah balon terikat di pergelangan tangan
Gula kapas yang kian menyusut tergenggam erat di tangan satunya
Perjalanan panjang, sepi, gelap dengan pohon-pohon rindang di kedua sisi
Angin lembut namun dingin menyibak rambutnya yang terurai hingga bahu
Tetesan air mata yang mengalir di pipinya yang lemas
Menderai di sepanjang perjalanan yang tiada henti, tanpa arah dan tujuan
Kini,
Dia duduk di atas sisa kayu yang tertebas sambaran petir kemarin malam
Lalu mengalungkan balon di ujung kayu yang runcing
Gula kapas yang terlepas dari genggamannya,
Terbang terbawa angin lalu berhenti di seberang jalan
Esoknya,
Seorang laki-laki menyekapkan bunga anggrek di tempat yang sama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.