Sabtu, 19 Agustus 2023

Soal Kostum Profesi Ina

 Assalamualaikum mau menjelaskan motivasi saya ikutkan Ina lomba kostum profesi. Emang bikinnya petugas kebersihan. Semuanya beli dan masih bisa digunakan buat sehari-hari. Pertama topi, kedua kaosnya ketiga boots hujannya. Ya itu alasan ga sewa kostum, dll. Kurang kreatif ya? Heuheueheu... Tapi maknanya dalem.


Cuma ngingetin kebersihan sebagian dari iman.

Cuma pengen tau orang-orang respect engga sama kostum profesi Ina ini.

Dari warna seragam, “kenapa harus jingga yang dipilih?” (Jingga dipilih karena perlindungan buat petugas kebersihan kalau membersihkan di tepi jalan).


Enggak pernah menganggap orang itu sampah. Engga pernah. Malahan orang yang anggap saya sampah.


Saya posting kayak gini, malah ada yang mensarakan masa lalu. Soal tragedi 1998, dll. Dia share di Twitter.


Oke saya jawab dari sisi kemanusiaan dan moralitas.


Kalau kamu bertamu ke rumah orang, setidaknya tau waktunya pulang. Pemilik rumah pasti akan menjamu tamunya dengan ramah dan beradab. Dia bakal dikasih minum, ada juga yang memperbolehkan bermalam untuk tiga/beberapa hari. Tapi apa kalau misalnya tamu itu betah, ucang-ucang dan ingin memiliki rumah itu.


Yang ada pemiliknya jadi tidak punya rumah dan sekalipun berusaha bersaing dengan tamu itu. Dia akan dipandang sebelah mata, tamu itu akan menutup telinga, dll. Sedangkan tuan rumah hanya akan jadi penonton dan melihat tamunya menari-nari di atas penderitaan.


Semua orang itu baik dan ramah. Tapi bukannya semuanya ada batasannya. Tamu itu mencoba mendobrak batasan-batasan itu. Dengan harapan palsu yang seolah-olah memberikan dukungan kepada tuan rumah.


Wajar jika tuan rumah itu berontak. Karena apa? Mungkin ada di setiap harinya rasa dikucilkan, tidak dihargai dan dikacungi. Pernah sekali melihat hal tabu itu di depan mata. Dan dari dulu sampai sekarang kita mewajarkan hal seperti itu. Karena materi?


Yang dimaksudkan saya, Ina ikut kostum profesi petugas kebersihan. Satu, jangan mengesampingkan tugas petugas kebersihan. Kedua, jangan lupa bayar iuran kebersihan. Ketiga, berikan jaminan dan upah yang baik dan benar. Keempat, jangan dikorupsi.


Di sisi metafora, hapus pikiran² sampah yang merasa jadi korban dan selalu ingin membalas perlakuan pelakunya. Karena buat apa ada pihak berwenang, yang lebih berkompeten untuk menyelesaikannya. Jangan mudah terpancing/terpengaruh dengan gimmick, isu dan sara. Yang ada terus-menerus berkelut di dalamnya dan akhirnya tertinggal dengan kemajuan-kemajuan yang lebih penting dan terjadi di masa sekarang dan untuk masa depan.

Seandainya yang pake kostum profesi bukan anaknya mama Dina. šŸ¤¤šŸ¤¤šŸ¤¤


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Coretan

 Navigasi Oleh: Dina. S Dia tidak pernah takut dan menghindar Selalu peduli dan mencoba memperbaiki Saat kau memuja jembatan yang dipakai un...