Selasa, 18 Juli 2023

Bukan Puisi/Bukan Cerpen

 Curhat dulu,

Maaf ya sebelumnya kalau ada yang kesindir...

Hehehe...

Sebagian dari kita entah sedang terjatuh atau sudah berada di atas garis kehidupan,

Sebagian eh sedikit dari kita mungkin, suka menyepelekan dengan cara bertanya entah menjawab suatu pertanyaan akan keberadaan Tuhan. Padahal udah jelas yang diajarkan ke anak kita/cucu kita kalau Allah SWT itu bersifat wujud yang artinya ada.

Dan di agama lainnya pun pasti ada yang menjelaskan Tuhan itu ada.

Kita kadang lupa kalau sudah ada di atas garis kemiskinan.

Tapi lebih lupa kalau sedang terpuruk jatuh apalagi dalam lubang kenistaan.

Tuhan akan selalu ada bersama kita setiap hari. Kalau untuk menjelaskan akan keberadaan Tuhan itu saya tidak pernah sanggup untuk menjelaskan. Karena menjelaskan tentang diri sendiri saja rumit.

Mungkin menjelaskan Sang pencipta mencintai kita dengan cara-Nya yang sederhana kalau yang secara keseluruhan mah, maaf bukan bagian saya.

Dari yang positifnya dulu: adanya kasih sayang Tuhan itu bisa melalui ibu, keluarga, teman, sahabat, guru, tetangga, anak, cucu, cicit, dan diri kita sendiri. Ada hadist syurga di telapak kaki ibu dan hukum kasih sayang yang lain yang ada di dalamnya. Termasuk mencintai diri sendiri yaitu antara jasad dan ruh kita, fisik dan mental, dll. Caranya gimana? Mandi pagi dulu aja terus sarapan yang sehat. Itu termasuk mencintai diri sendiri.

Dari yang negatifnya, sebenarnya bukan Tuhan tidak sayang, tapi mungkin hanya ingin menegur supaya sadar dan kembali ke jalan yang benar. Bukan sadar terus jadi depresi.

Karena kita merasa ada di atas, kita lupa sama yang ada di bawah.

Kita lebih suka menanggapi teguran yang posisinya di atas, ketimbang mendengar keluhan dari orang yang posisinya ada di bawah kita.

Yang akhirnya Tuhan yang posisinya berada paling atas sendiri yang menegur kita.

Jika teguran ibumu tidak kamu dengar, teguran dari anak, cucu, cicit, keluarga, teman, tetangga, sahabat, orang yang baru kamu temui pun kamu acuhkan. Tuhan sendiri yang akan menegurmu. Lewat apa? Heuheuheu.

Langsunglah, mungkin. Kenapa? Takut? Heuheuehu. Saya juga takut jawabnya. Tuhan menegur langsung karena sesayang itu Tuhan sama kita.

Kita dibuat merasa kosong/hampa, tidak ada rasa syukur/takabur/sombong yang akhirnya satu persatu meninggalkan dan tersisa hanya kesendirian dan menerima kehidupan yang lebih kosong dan hampa lagi.

Dan ketika kita sedang sedih, sampai tak terima kekalahan apalagi menyalahkan Tuhan karena merasa tidak adil membaginya. Kalau kamu beruntung kamu bakal dikasih tau lewat mimpi, awalnya kamu ketakutan karena merasa itu mimpi buruk. Tapi endingnya kamu bakal sadar, itu kesalahan-kesalahan kamu yang Tuhan kasih tau.

Awalnya kamu merasa kesepian. Dan diselimuti kesendirian. Rasa bersalah. Dan selalu ada pertanyaan mengapa mengapa mengapa.

Tapi, Tuhan pun menghibur dengan cara-Nya. Langsung dari kita sendiri... Dari tubuh kita yang berawal dari mata. Sewaktu membuka mata, kita melihat cahaya matahari pagi (kalau bangunnya pagi). Dari telinga kita mendengar suara adzan subuh (kalau bangunnya subuh). Dari hidung kita menghirup udara(ini yang paling penting). Tanpa udara kita tidak bisa menjalani aktivitas. Dari tangan kita memulai aktivitas minimal bersihin belek. Dll(dan lain-lain Mulu, jelasin atuh). Dari kaki kita mulai melangkah ya buang hajat atau mandi biasanya. Dari mulut, udah jangan boong lagi. Dan dari hati memulai tekad yang baik.

Ketika kamu sadari, Tuhan itu memang ada di mana-mana... Bukan berbicara akan keberadaan-Nya. Tapi tentang kasih sayang-Nya. Sejauh mata memandang itu semua milik-Nya. Jika kamu ingin melihat puncak gunung, kamu mendaki. Di atas sana apa yang kamu lihat?

Kalau saya sih, lihat pemandangan ketika ada di puncaknya. Lihat air terjun, lihat rumah-rumah, dan lain-lain.

Bertele-tele ya..

Iya selama ini Tuhan memanjakan kita dengan keindahannya, selalu memberikan yang kita mau. Bukan hanya dengan pasangan kita yang ganteng, rejeki yang berlimpah ruah, sahabat yang loyal, dll. Tapi Tuhan pun memanjakan kita di saat kita sedang sendirian.

Jika kamu diberi rasa takut gelap, rasa cemas di suatu waktu atau di suatu tempat, bukan karena kamu lemah. Tapi karena ingin kamu sadar, Tuhan selalu ada. Kamu sadar lalu menyebut nama-Nya. Ketika rasa takut itu musuhmu, seketika akan menjadi temanmu...

Makanya, jika kamu berbuat dosa, bukan CCTV yang kamu takutkan, tapi yang harus kamu takutkan itu diri kamu sendiri. Kerena Tuhan itu selalu ada. Bukan di mana-mana. Tapi ke mana pun kamu berada.

Mungkin pas baca ini pun, karena saya bukan dari golongan yang setara dengan kalian, kalian mengesampingkan dan mentertawakan. Sama sih saya juga merasa ,”ah omong kosong,”


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Coretan

 Navigasi Oleh: Dina. S Dia tidak pernah takut dan menghindar Selalu peduli dan mencoba memperbaiki Saat kau memuja jembatan yang dipakai un...