Ekor Rusa
Oleh: Dina. S
Ragaku bebas tertidur dan roh keluar sesaat
Melayang tanpa berlomba menyebrangi sungai
Menapak dan singgah di rumah panggung
Di dalam hutan mencekam tapi menenangkan
Berpulang, menjinjing makanan teman
Sempat menyapa lalu mengakhiri dengan pelukan
Meninggalkan tempat gelap, berjuang mengakhiri mimpi
Melayang melalui jalan tanpa batas
Melewati istana kosong nan tua
Terpajang patung dengan banyak pahatan indah
Berdebu dan melirih ketika tergeser kupu-kupu
Menaiki jembatan bertemu empat sekawan lama
Melawan ketakutan, kebengisan segukan angin
Satu wanita terjatuh, terasa sesak di dada
Menyaksikan darahnya keluar dari sisi urat sepasang bola mata
Selimut hitam menutupi pandangan
Jalan tanpa batas yang sunyi; namun
Sesekali lampu kendaraan ramai-ramai menyoroti
3 sekawan menuruni jembatan
Saat angin berseguk mereka berjalan silang
Satu hilang saat tak sadar tertarik seruan palsu
Pilunya dua tangisan, mencoba melanjutkan
Seorang ayah yang merindukan anaknya
Pergi berbisik ke telinga pria berambut hitam
Berpesan dengan dalam,
Berjalanlah zig-zag, ku tau ragumu seperti ekor rusa yang terangkat